Klasis Kota Ambon Lakukan Penguatan Kapasitas Pelayan
AMBON,KKA,- Majelis Pekerja Klasis (MPK) Kota Ambon melakukan kegiatan penguatan kapasitas pelayan, selama tiga hari dari Kamis-Sabtu, 18-20 November 2021 di Gedung Gereja Maranatha, dengan 58 orang peserta dari pendeta Jemaat di Klasis.
Menghadirkan narasumber dari Majelis Pekerja Harian (MPH) Sinode GPM yakni ajaran Gereja dan tata Gereja oleh Pendeta Dr Nancy Souissa, peraturan pokok tentang penggembalaan dan peraturan pokok tentang Jemaat oleh Pdt Drs H. Hetharia. Kemudian peraturan pokok tentang pelayan khusus dan peraturan pokok tentang persekutuan dibawakan Pdt J. Takdare, M.Th.
Hari terakhir, disajikan materi peraturan organik tentang pola organisasi dan tugas kelembagaan, dan peraturan organik tentang tugas dan tata laksana jabatan dan badan pelayanan oleh Pdt H.J. Paays, MSi, serta materi tentang tata kebaktian oleh Pdt P. Salenussa.
Ketua Klasis Kota Ambon Pendeta N.J Rutumalessy, STh kepada tim media center katakan, kegiatan ini penting digelar karena disadari sungguh bahwa tantangan pelayanan di Kota ini dari waktu ke waktu terutama di Jemaat-Jemaat terus berkembang.
Karena itu, dibutuhkan juga para pelayan yang tetap memiliki kesadaran dan karakter untuk bisa berhadapan dengan perubahan dan perkembangan itu serta mengambil keputusan-keputusan pelayanan tepat berdasarkan visi dan misi Gereja.
“Salah satu pilar paling utama dari situ ialah regulasi Gereja. Maka penguatan kapasitas pelayan selama tiga hari, dilakukan pengayaan lagi terhadap seluruh regulasi Gereja yang selama ini kita pakai yang merupakan hasil Sidang Sinode lalu,” ungkap Rutumalessy usai membuka kegiatan.
Berbagai regulasi yang jadi materi penguatan kapasitas pelayan sambung Rutumalessy, diantaranya peraturan tentang tata Gereja, ajaran Gereja, peraturan pokok tentang Jemaat dan yang baru ialah peraturan pokok tentang persekutuan.
Akhir penguatan kapasitas ini diharapkan, dapat semakin memperkuat para pelayan untuk kemudian dibekali dalam menghadapi tantangan-tantangan pergumulan pelayanan di Jemaat-Jemaat. Serta pelayan semakin memahami regulasi Gereja secara baik. “Tapi kedepan diharapkan Jemaat-Jemaat akan terus kita isi dengan kemampuan menguasai regulasi dengan tepat. Salah satu yang penting adalah ajaran Gereja. Ini dapat menolong Jemaat memahami apa itu GPM dan bagaimana mereka hidup dengan teologi GPM itu,” pungkasnya. (tim)