By - admin

Kembangkan Pelayanan & PI Berbasis TIK, Klasis Kota Ambon Gelar Workshop

AMBON,Klasis Kota,- Untuk mengembangkan pelayanan dan pekabaran Injil (PI) berbasis teknologi informasi dan komunikasi (TIK) sesuai dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK), Klasis Kota Ambon melalui bidang PIPK menggelar workshop PI berbasis TIK.

Workshop yang digelar di Aula Gedung Gereja Bethania, Jum’at (6/5) hadirkan peserta dari sub seksi PIPK dan tim media center di 21 Jemaat di Klasis Kota Ambon.

Dengan dua pemateri utama yakni Direktur Media Center Sinode Gereja Protestan Maluku (GPM) Pendeta Mario Manjaruny dari aspek teori dan praktikal serta Pendeta Steve Gaspersz berkaitan pemahaman PI berbasis TIK dari aspek teologis.

Sekretaris MPK Klasis Kota Ambon, Pendeta Max Takaria saat membuka workshop katakan, kegiatan ini merupakan bentuk implementasi dari hasil keputusan persidangan ke-46 Klasis Kota Ambon tahun 2022 melalui bidang Pekabaran Injil Pelayanan Kasih (PIPK).

“Dengan dua materi khusus hari ini, kita bisa memiliki pemahaman yang sama tetapi kita juga tidak alergi tehadap perkembangan yang sementara terjadi, yang sesungguhnya  mendesak Gereja hari ini di Jemaat-jemaat untuk menata kelola pelayanan berbasis pada IT,” kata Pendeta Takaria.

Diharapkan pula, dua pendekatan dari Pendeta Mario dan Pendeta Steve itu pada akhirnya dapat melahirkan pikiran-pikiran rekomendatif yang akan ditindaklanjuti sebagai bagian dari cara Gereja di Klasis Kota Ambon dan 21 Jemaat, apa yang harus dilakukan dalam seluruh rancang bangun pelayanan dalam tugas pekabaran Injil.

“Proses ini akan berkelanjutan, tidak sekali jadi. Sebab ketika jemaat-jemaat termasuk Gereja ini sementara mendesain dan mempersiapkan seluruh infrastruktur pengelolaannya berbasis IT, maka pertanyaan seputar ilmu dan teologi itu selalu ada,” jelasnya.

Seiring semua umat telah memiliki smartphone, maka tambahnya, cara pengelolaan pelayanan dan pekabaran Injil sudah harus beranjak ke pemanfaatannya yang lebih berdampak, tidak lagi sebatas konvensional.

“Tim Media Center Jemaat memegang peranan penting disini. Bersyukur bagi jemaat yang progressnya sudah bagus, kembangkan IT dalam pelayanan dan PI. Maka kita telah coba di workshop ini dengan membuat absensi digital selain manual bagi peserta,” kuncinya.

Sementara, Pendeta Mario berharap lewat workshop ini dapat menjadi bekal bagi majelis sub seksi tapi tim media center sehingga bisa diimplementasi dalam tugas dan tanggungjawab pelayanan dan pekabaran Injil di Jemaat-jemaat, dengan menciptakan inovasi dan kreativitas.

Pendeta Steve Gaspersz berpandangan, Gereja saat ini sedang menyesuaikan dengan perkembangan TIK tapi juga tidak bisa tinggalkan tradisi baik tata ibadah dan sebagainya.

“Apresiasi workshop ini namun tidak bisa sekali, harus berulang kali. Butuh cakapan terus menerus yang terarah agar kita dapat menemukan format tepat berkaitan dengan PI berbasis TIK. Ambil kesempatan itu untuk menebarkan misi Gereja. Mengembangkan dan memperkuat Jemaat-jemaat kita,” tukasnya.

GPM menurut Gaspersz, harus jadi Gereja yang fun, asyik bukan kaku & monoton. Maka Klasis Kota Ambon harus memulai dengan menciptakan sebuah platform digital untuk pengembangan ekonomi jemaat, sehingga umat tidak saja jadi penikmat digital tapi juga pengguna/penggerak digital. “Workshop ini jadi starting poin dan memiliki kepentingan luar biasa. Kedepan orientasi kita jangan hanya berhenti pada pelayanan konvensional. Tapi mulai pikirkan perubahan-perubahan seperti apa yang berdampak pada pelayanan Gereja, seperti metode persembahan syukur dengan virtual account, dan membuat program ekonomi kreatif dalam pengembangan dan pelayanan jemaat,” pungkasnya. (**)

Leave a Reply

Your email address will not be published.
*
*