By - admin

Istimewa, Gereja Bukit Sion Diresmikan Bertepatan HUT ke-28

AMBON,*,- Setelah dibangun kurang lebih dua tahun dengan menelan anggaran Rp 2,8 Miliar, Gedung Gereja Bukit Sion-Klasis Kota Ambon akhirnya diresmikan Penjabat Walikota Ambon Bodewin Wattimena dan Ketua MPH Sinode GPM Pendeta Elifas Maspaitella, Minggu (8/1).

Peresmian ditandai dengan penandatanganan berita acara dan prasasti Gedung Gereja, pengguntingan pita diikuti iring-iringan alat sakramen oleh Majelis Jemaat dan ibadah perdana yang dipimpin Pendeta Prof. Dr Jhony Chr Ruhulessin.

Momen peresmian dan penthabisan tersebut terasa istimewa karena bertepatan dengan syukur HUT ke-28 Gedung Gereja Bukit (Sion) pasca dimekarkan secara mandiri 8 Januari 1995.

Pada kesempatan itu, Penjabat Walikota katakan, peresmian dan Penthabisan Gereja sejatinya adalah persembahan bangunan yang memiliki sifat material untuk menjadi harta kudus Tuhan. Sebab itu penggunaanya haruslah untuk menyenangkan Tuhan.

“Peresmian dan penthabisan hendaknya menjadi penanda Gereja secara institusi telah siap melayani umat secara maksimal. Sebab di Gereja kita tidak hanya mempelajari ajaran ilahi, namun berkewajiban menerapkannya, tidak pula sekedar belajar tentang kasih tapi harus menghidupinya,” tandasnya.

Gereja sebutnya, bukanlah tempat ibadah saja tetapi tempat berinteraksi dan bersekutu orang percaya. Jadi Gereja dibangun bukanlah demi keberadaan Gereja sendiri melainkan untuk melanjutkan pelayanan Tuhan di dunia.

“Jika Gereja Bukit Sion ini bisa diresmikan dan ditahbiskan ditengah suasana syukur HUT ke-28 maka semuanya hanya karena kasih Karunia Tuhan lewat topangan pemerintah, umat dan seluruh pihak lainnya,” pesan Wattimena.

Sementara Ketua Sinode GPM Pendeta Elifas Maspaitella katakan, diresmikan dan ditahbiskannya Gereja Bukit Sion diyakini hanya karena kasih dan kebaikan Allah. Sebab GPM secara institusi ini ada karena pemberian Jemaat, upah orang miskin dan GPM menjadi milik semua umat-Nya.

“Kita bangga menjadi GPM dan bersyukur karena Tuhan memberi Gereja ini milik semua. Berdirinya Gereja, bukan soal berapa banyak, besar dan kecil, tapi kesungguhan Jemaat dalam memberi. Maka harus dibalas dengan pelayanan yang maksimal dan tulus kepada Jemaat,” pinta Maspaitella.

Pasca peresmian ini, Maspaitella berharap, yang paling penting adalah menjaga keutuhan Jemaat. Sebab itu tingkatkan terus doa dan gumul setiap hari, agar iman keluarga kokoh dan tiang penopang kota, bangsa dan Gereja semakin kuat.

Sebelumnya, Ketua Panitia Pembangunan Gereja Bukit Sion Apries Gaspersz dalam laporannya katakan, Gereja dan Jemaat ini ada, bertumbuh dengan memiliki nilai historis. Dimana bangunannya berdiri pertama kali tahun 1976 dibawah Jemaat GPM Mahia, Tuni & Bethania. Yang kemudian mekar secara mandiri pada 8 Januari 1995 dari Jemaat Sion. “Sesuai hasil persidangan tahun 2021 dan atas dukungan Pemerintah Kota (Pemkot) Ambon lewat dana hibah Rp 2,3 Miliar, kita bisa bangun Gedung Gereja baru dan 450 juta dari CSR BUMN dan bantuan pihak lain yang tidak mengikat. Luas gedung Gereja 180,5 meter persegi,” pungkasnya. (**)

Leave a Reply

Your email address will not be published.
*
*