HUT ke-86 GPM, Momentum Baru Pertumbuhan Pelayanan Gereja

AMBON,KKA,- Gereja Protestan Maluku (GPM) merayakan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-86 dengan menggelar ibadah syukur yang dipimpin Pendeta Jhon Chr Ruhulessin di Gedung Gereja Maranatha Ambon, Senin (6/9/21).
Dalam refleksi HUT sesuai pembacaan alkitab Mazmur 23: 1-6, Tuhan kata Ruhulessin dilukiskan dalam tiga aspek yaitu sebagai gembala, sebagai pengawal dan sebagai penolong bagi umatNya.
Sebagai gembala yakni Allah yang disembah adalah Allah Maha Besar, Maha Agung, tapi juga Allah yang Kudus. Sementara selaku pengawal, menunjukkan Gereja sementara dan akan hadapi jalan panjang, berliku, namun Tuhan jadi pengawal.
“Kita ini pengembara. Tantangan krisis ekologi, krisis kebangsaan, Pandemi Covid-19 membuat kita gelisah, cemas. Gereja pasti akan menghadapi ancaman, tantangan tapi kita harus tetap bergantung penuh pada Tuhan bukan kekuasaan. Sebab yang menolong kita bukan gunung yang tinggi tapi Allah,” pesannya.

Pada kesempatan itu, Ketua Sinode GPM Pendeta Elifas Tomix Maspaitella dalam pesan gembala menerangkan, perayaan HUT GPM kali ini, merupakan momentum baru bagi pertumbuhan Pelayanan Gereja.
Maka dari itu, diperlukan komitmen untuk menjadikan Kebaktian Jemaat secara bersama-sama se-GPM, sebagai bentuk syukur Gereja atas kasih setia Tuhan yang sudah menyelamatkan umat dan Gereja-Nya.
“Dalam melintasi berbagai situasi yang genting atau juga tanda-tanda krisis yang besar, GPM masih bertumbuh. Rasa syukur ini karena Tuhan masih tetap menunjukkan kebajikan dan kemurahan hatinya kepada kita,” tandasnya.
Ia juga mengajak para Jemaat menimba inspirasi Teologi dari HUT kali ini, dengan jalan mengikuti teladan Tuhan sebagai gembala yang baik sesuai Mazmur 23: 1-6.
“Inspirasi tersebut tentang menuntun/membimbing kawanan domba Tuhan, menyembuhkan luka domba Tuhan, menjaga dan melindungi domba Tuhan dan melayani sebagai gembala,” pungkasnya.
Sementara, Wakil Gubernur Maluku Barnabas Nathaniel Orno yang hadir pada kesempatan itu menyatakan, GPM tetap menjadi mitra pemerintah, sahabat bagi seluruh agama lainnya dan juga sebagai rekan seperjalanan dalam menabur kebaikan bagi semua orang bahkan seluruh ciptaan tuhan.

“GPM tetap menjadi mitra pemerintah dan menjadi Gereja yang memperkuat ikatan kebersamaan lintas agama/etnis, serta terus menggarami ruang publik,” kata Wagub.
Menurut mantan Bupati Kabupaten MBD ini, meski saat ini sedang merayakan HUT, namun persoalan keumatan dan kemasyarakatan akan tetap dihadapi GPM dari waktu ke waktu.
GPM bahkan terus melangkah dan menghadirkan damai bagi bangsa dan negara bahkan dunia. Namun, GPM tetap bekerja sama dengan seluruh kalangan dan komponen masyarakat, untuk menghadirkan kedamaian yang dimaksud.
“Sebagaimana inti panggilan agama, yakni menghadirkan rahmat bagi seluruh ciptaan. Seperti ungkapan, “Tidak ada laut yang tak bergelombang, tak selamanya langit berwarna biru”, maka tantangan dan problematika akan selalu ada,” ujarnya.
Menurutnya, salah satu cara GPM bisa menghadirkan kedamaian kepada masyarakat adalah terlibat aktif dalam menunjang program vaksinasi. Tindakan ini, sebagai cara bijak GPM mengatasi penyebaran virus Covid-19, dan menjadikan Maluku sebagai daerah yang bebas dari pandemi.

“Semua ini hendak menegaskan, selain pembinaan kepada umat, GPM telah menjadi Gereja publik yang terus konsisten dalam merajut ikatan sosial, mengatasi berbagai persoalan kemanusiaan termasuk merajut tindakan kebangsaan,” lanjutnya.
Wagub memberi apresiasi terhadap visi MPH Sinode GPM untuk menyambut Jubelium satu abad atau seratus tahun GPM pada 6 September 2035. Bahwa GPM sebagai Gereja yang berpengharapan, peka membaca tanda zaman dan mengambil bagian dari karya keselamatan tuhan bagi GPM dan dunia.
“Ini berarti GPM, telah berpikir antisipatif menyambut momentum bersejarah yang diisi dengan strategi pelayanan yang berdampak luas bagi umat, masyarakat, daerah, bangsa dan negara,” kunci Orno. Syukur dan resepsi HUT ke-86 selain dihadiri Wagub, tapi juga Plh Sekda Sadli Ie, Ketua DPRD Maluku Lucky Wattimury, Wakapolda Maluku Brigjen Pol. Jan Leonard de Fretes, Wakajati Maluku Didi Suhardi serta tokoh agama selain Kristen Protestan. (**)